Puluhan tahun mengabdi di ruang-ruang kelas dengan gaji pas-pasan, para guru honorer swasta kini harus menelan pil pahit. Harapan mereka untuk diangkat sebagai aparatur resmi pupus, setelah pemerintah justru meloloskan PPPK baru, yang baru dua tahun mengajar.
Mereka hadir bukan karena limpahan fasilitas, bukan pula karena gaji yang memadai,
tapi karena panggilan hati dan cinta akan ilmu.
Namun, mengapa keadilan seolah masih jauh dari genggaman Mereka ?
Negeri ini besar karena ilmu, dan ilmu itu tumbuh di ruang-ruang kelas,
baik di sekolah Negeri maupun di sekolah Swasta.
Mengapa hanya satu yang dipandang,
sementara yang lain seakan menjadi bayang - bayang?
Mereka tidak meminta Diistimewakan, hanya meminta setara.
Bahwa pengorbanan, tenaga, doa Mereka,
tak kalah nilainya dengan mereka yang mengajar di sekolah Negeri.
Keadilan itu sederhana Tuan
memandang guru dengan kacamata yang sama,
menyokong mereka dengan penghargaan yang layak,
agar generasi bangsa tak lagi lahir dari ketimpangan.
Wahai Tuan pemangku kebijakan,
janganlah hanya melirik satu arah,
lihatlah juga Mereka para guru swasta,
yang tetap berdiri meski sering dipinggirkan.
Dari suara kecil ini,
suara seorang fakir ilmu bernama Indrawan,
semoga menjadi seruan keadilan,
agar cahaya ilmu benar-benar menyinari semua,
tanpa ada yang tersisa dalam kegelapan.
Penulis : Indrawan Ilyas