Pasutri Petani di Bima Berhasil Menyukseskan 7 Putranya

Luar Biasa! Pasutri Petani di Bima Berhasil Menyukses Tujuh Orang Anaknya Lima Diantaranya TNI

Zona Kasus
, September 15, 2025 WAT
Last Updated 2025-09-16T04:30:45Z
Pasutri dan ketujuh putranya. Dok. zonakasus.com


Bima, zonakasus.com - Kisah Pasangan Suami Istri (Pasutri) Bapak Abdul Fatah bin Yasin dan Ibu Hadneh binti Mansyur, petani asal Desa Buncu, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima patut dijadikan contoh. 


Abdul Fatah dan istrinya memiliki kegigihan dalam menyekolahkan dan mendidik ke-tujuh putra mereka hingga mencapai kesuksesan, Lima diantaranya menjadi prajurid TNI. 


Keseharian Bapak Abdul Fatah hanya di ladang, terkadang ia mengambil kayu di hutan yang sudah dipesan oleh orang-orang untuk membangun rumah dan perahu. 


Bapak dari tujuh orang putra ini, dulunya diketahui tidak pernah menginjakkan kakinya di dunia pendidikan bahkan di tingkat SD pun tidak pernah.


Sedangkan istrinya Ibu Hadneh tidak melanjutkan sekolah dasar karena terkendala biaya dan berhenti di bangku kelas V SD. 


Putra pertama mereka yang bernama Abhy Cutexs berhasil menjadi abdi negara prajurit TNI saat ini berdinas di Sumba Barat Daya NTT.


Abhy Cutexs juga berhasil menyelesaikan Strata Satu (S1) jurusan Akuntansi Keuangan di Kampus Universitas Yapis Papua ( Uniyap) Jayapura Papua pada 2017 lalu. 


Putra keduanya bernama Budiman, ia pernah bekerja di Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Papua. Namun pada September 2021 lalu, ia lebih dahulu menghadap sang khalik (meninggal dunia). 


Sementara, putra ketiga mereka bernama Akbar Tanjung, ia salah satu tokoh yang cukup dibilang berhasil dalam mengembangkan usaha atau bisnis yang digelutinya. 


Putra keempat mereka bernama Muhammad Fauzi lulusan prajurit TNI yang saat ini bertugas di Kabaresi, Kota Ambon, Provinsi Maluku. 


Sementara putra kelimanya bernama Ashar juga lulusan prajurit TNI saat ini bertugas di Batalyon 726 Tamalatea Makassar.


Kemudian, putra keenamnya bernama Khairuddin juga lulusan prajurit TNI dan sekarang bertugas di Mabesad Jakarta Timur.


Dan putra terakhir atau ketujuh bernama Ade Arjuna Putra yang baru-baru ini juga lulus prajurit TNI dan saat ini masih mengikuti proses pendidikan kejuruan INFANTERI di Rindam Udayana Bali.


Anak pertama dari Pasutri petani ini kepada media ini menceritakan awal keberhasilan tujuh bersaudara ini dimulai dari anak pertamanya yang lebih awal sukses menjadi prajurit TNI. 


Orang tua mereka berusaha keras untuk menyekolahkan anak pertama mereka dengan berbagai cara, termasuk hasil ladang dan memikul kayu pesanan orang di hutan.


"Kami berasal dari keluarga tidak mampu dan sederhana, orang tua mendidik kami dengan hasil petani, terkadang memikul kayu dari hutan hingga ke perkampungan sesuai pesanan orang yang membutuhkan," ungkap putra pertamanya Aby Chutex saat diwawancarai media ini via telpon seluler pada Selasa (16/9/25). 


Dengan kegigihan seorang ayah, dan menginginkan anaknya sukses, tidak ada yang tidak mungkin jika ada usaha dan doa, sehingga semua putranya berhasil dalam kehidupan mereka masing-masing.


Setelah anak pertama sukses, hal itu menjadi batu loncatan bagi anak-anak yang lain dalam melanjutkan sekolah. Begitulah seterusnya, mereka saling bantu-membantu sampai keenam bersaudara itu mencapai impian masing-masing.


"Orang tua kami tidak punya apa-apa, tidak punya harta benda yang diandalkan, dengan berusaha keras dan berdo'a, alhamdulillah, kami diberikan kemudahan," cerita Aby lagi.  


Ada satu hal pesan dari Bapak Abdul Fatah kepada anak-anaknya yang hingga saat ini masih tersimpan rapi dalam ingatan putra pertamanya. Pesan tersebut dijadikan harta warisan dari otang tua mereka. 


Orang tua mereka juga mengajarkan kepada anak-anaknya tentang hidup sederhana dan jangan serakah, selain itu, utamakan hidup beradab dan mengedepankan etika, dan jadilah pedoman hidup dari ajaran Agama dan Rasullullah.


"Beliau (bapak, red) berpesan, agar kami sekolah yang baik dan jadilah kebanggaan ortu dan keluarga," cetus Aby dengan nada sedih. 


"Biarkan bapak yang ke ladang dan di atas gunung sana, kalian cukup melihat bapak dari jauh," sambung Aby lagi sembari menarik nafas dalam-dalam menahan kesedihan. 


Pada bulan Agustus 2020 lalu, Bapak dari ketujuh orang putra ini terlebih dahulu menghadap sang illahi rob (meninggal dunia), almarhum menghembuskan nafas terakhirnya di kediamannya karena sakit. 


Satu hal yang menginspirasi kita semua di balik kisah Pasutri ini bahwa khususnya anak petani atau yang kurang mampu, bisa meraih masa depan yang lebih baik. 


Jadi, janganlah mudah menyerah selama ada niat dan dukungan dari orang tua, percayalah, semua pasti bisa dan dimudahkan jalannya. [ZK-03]

SepekanMore