Aliansi hitam melawan, Desak Rektor UIN Mataram Segera Bertanggungjawab Dan Bentuk Satgas Pencegahan Kekerasan Seksual

Zona Kasus
, Mei 27, 2025 WAT
Last Updated 2025-05-28T15:22:39Z
Zonakasus.com - Mataram,NTB - Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Hitam melawan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram mendesak pihak rektorat untuk segera Bertanggungjawab Dan membentuk Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS), Desakan ini muncul sebagai respons atas maraknya kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan perguruan tinggi di Indonesia, termasuk yang sudah terjadi dan sedang mencuat di UIN Mataram yang sampai hari ini kampus universitas Islam negeri Mataram dinilai belom serius dalam menangani kasus kekerasan seksual dan memberikan rasa aman terhadap mahasiswa.

Dalam pernyataan sikap Aliansi Hitam Melawan, menyatakan bahwa UIN Mataram hingga kini belum menunjukkan langkah konkret dalam menjalankan amanat Permendikbudristek No. 30 Tahun 2021, yang mewajibkan setiap perguruan tinggi membentuk Satgas PPKS.

“Kami merasa ruang kampus belum sepenuhnya aman bagi mahasiswa, terutama perempuan. Harus ada sistem yang melindungi korban dan mencegah terjadinya kekerasan seksual,” ujar Doali selaku koordinator umum pada Gerakan Aliansi Hitam Melawan.

Kami juga menuntut agar pembentukan Satgas dilakukan secara transparan dan partisipatif, dengan melibatkan unsur mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan. Mereka menegaskan bahwa Satgas harus diisi oleh orang-orang yang berpihak pada korban, memiliki perspektif keadilan gender, dan bebas dari konflik kepentingan.

Selain pembentukan Satgas, mereka juga meminta kampus:
- Menyediakan layanan pelaporan yang aman dan tidak mengintimidasi korban.
- Memberikan edukasi anti-kekerasan seksual secara rutin.
- Menindak tegas pelaku tanpa pandang bulu.

Rektor UIN Mataram, sampai saat ini, belum memberikan tanggapan resmi atas desakan tersebut. Namun aliansi hitam melawan menyatakan akan terus mengawal isu ini dan tidak segan melakukan aksi berjilid-jilid jika aspirasi mereka diabaikan.

"Kami tidak ingin kampus kami menjadi tempat yang menormalisasi kekerasan seksual. Sudah waktunya UIN Mataram serius dan bertanggung jawab,” tegas Doali.

Desakan ini merupakan bagian dari gelombang kesadaran mahasiswa di UIN Mataram yang menuntut hak atas ruang belajar yang aman dan bebas dari kekerasan. (ZK-07)

SepekanMore